BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan bagian dari alam dan
harus hidup selaras dengan sistem alam. Kebutuhan hidup manusia hanya dapat
dipenuhi oleh alam. Pengelolaan sumber daya alam harus dilaksanakan secara
benar agar dapat bermanfaat bagi kesejahteraan manusia dengan tetap menjaga
kelestarian sumber daya alam. Pengelolaan lingkungan diperlukan agar manusia
dan sumber daya alam dapat berjalan secara berkesinambungan.
Air merupakan salah satu sumber daya
alam yang mutlak dibutuhkan oleh semua makhluk hidup termasuk manusia. Air
dibutuhkan setiap hari dan tidak dapat ditunda pemenuhannya. Pengambilan air
telah sangat intensif dan dikhawatirkan akan mengganggu ketersediaan air.
Krisis air di Indonesia akan menjadi kenyataan apabila upaya pengelolaan sumber
daya air secara terprogram, terpadu, dan berkelanjutan tidak dilakukan secara
serius. Ketersediaan air bersih tidak selalu terjamin dari waktu ke waktu. Pada
musim kemarau ketersediaan air di badan air seperti danau,waduk, telaga, dan
sungai secara alami akan mengalami penyusutan, hal ini disebabkan karena
masukan air ke badan air berkurang, bahkan mata air pun terkadang menjadi
kering. Diperlukan adanya suatu pengelolaan terhadap sumber daya air agar
keberadaannya tetap bermanfaat dan berkelanjutan untuk kepentingan jangka panjang.
Periode terdahulu di Desa Karangmanggis
terdapat pejabat Ulu-Ulu, yaitu pejabat pamong desa yang pekerjaannya khusus
menangani pengairan dan sendang, namun tiga tahun terakhir sudah tidak terdapat
pejabat Ulu-Ulu sehingga pelaksanaan tugas, pokok, fungsi dan program kerja
Ulu-Ulu tidak berjalan, sehingga berpengaruh pada keadaan sendang di desa yang
saat ini menjadi tidak terawat. Tradisi gotong
royong membersihkan air (tradisi gugur gunung) juga sudah tidak berjalan.
Berdasarkan observasi awal, saat ini
banyak rumah di Desa Karangmanggis telah mempunyai sumur sebagai sendang
bersih. Hampir semua rumah di Desa Karangmanggis juga memanfaatkan air PAM
SIMAS yang disediakan Pemerintah. Kemajuan teknologi ini, menjadikan masyarakat
mulai meninggalkan sumber alami berupa sumur, sendang, dan sungai yang
menyebabkan sumber tersebut tidak terawat dan akhirnya menjadi kotor.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka sangatlah penting arti tanaman yang
berpotensi sebagai penyimpan air bagi pengelolaan sumber daya air. Tanaman
lokal yang berpotensi sebagai penyimpan air dan sumber air merupakan dua
komponen yang secara dinamis saling berinteraksi satu sama lain, namun hanya
beberapa tanaman yang mampu menahan dan menyimpan air dalam jumlah besar. Salah
satu tanaman yang berpotensi sebagai penyimpan air adalah tanaman bulung (Metroxylon
sagu).
Gambar
1. Tanaman lokal bulung (Metroxylon sagu) di Desa Karangmanggis yang
berpotensi sebagai penyimpan air
Sumber : Koleksi
Pribadi (2016)
Desa Karangmanggis memiliki 4 dukuh
yaitu Dukuh Karangmanggis, Dukuh Bengkle, Dukuh
Candi, dan Dukuh Siroto namun, dari keempat dukuh tersebut saat ini
hanya terdapat dua dukuh yang memiliki sendang yaitu Dukuh Karangmanggis dan
Dukuh Bengkle. Kondisi kedua sendang tersebut saat ini tidak terawat.
Gambar
2. Sendang di Dukuh Karangmanggis Desa
Karangmanggis yang tidak terawat
Sumber: Koleksi Pribadi (2016)
Sumber: Koleksi Pribadi
(2016)
Tanaman bulung (Metroxylon sagu) di Desa Karangmanggis tumbuh liar dan kurang
dimanfaatkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan kelebihan tanaman
tersebut, sehingga tanaman bulung (Metroxylon
sagu) digantikan oleh tanaman sengon (Albizia
chinensis) yang dipandang lebih bernilai ekonomis oleh masyarakat Desa
Karangmanggis dikarenakan harga jual kayu sengon yang relatif tinggi, yaitu
dengan diameter 55 cm harganya mencapai
1-2 juta. Budidaya tanaman sengon membutuhkan modal kecil dan
menghasilkan untung yang besar serta waktu tunggu atau masa panen sengon lebih
cepat. Bibit tanaman sengon (Albizia
chinensis) juga memiliki harga yang relatif murah dengan harga
Rp.1000/bibit dan biaya perawatan
operasional yang terjangkau.
Gambar 4. Penggantian Tanaman
bulung (Metroxylon sagu) dengan sengon
(Albizia chinensis)
Sumber: Koleksi Pribadi (2016)
Berdasarkan latar belakang di atas Tim
PKM-M memiliki solusi untuk mengatasi permasalahan di Desa Karangmanggis dengan
penerapan Kampung Hijau yaitu dengan membentuk pejabat Ulu-Ulu beserta
pengoptimalan tugas, pokok, fungsi dan program kerjanya, melakukan pembibitan
tanaman lokal bulung (Metroxylon sagu)
yang berpotensi sebagai penyimpan air dan penanaman di sekitar sendang,
membentuk komunitas Green Generation sebagai
penggerak usaha konservasi air agar berkelanjutan serta melestarikan tradisi
gugur gunung di sekitar sendang secara berkala sebagai upaya konservasi air di
Desa Karangmanggis Boja Kendal.
No comments:
Post a Comment