Tuesday, October 17, 2017

Pendahuluan PKM



BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 
Manusia merupakan bagian dari alam dan harus hidup selaras dengan sistem alam. Kebutuhan hidup manusia hanya dapat dipenuhi oleh alam. Pengelolaan sumber daya alam harus dilaksanakan secara benar agar dapat bermanfaat bagi kesejahteraan manusia dengan tetap menjaga kelestarian sumber daya alam. Pengelolaan lingkungan diperlukan agar manusia dan sumber daya alam dapat berjalan secara berkesinambungan.
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak dibutuhkan oleh semua makhluk hidup termasuk manusia. Air dibutuhkan setiap hari dan tidak dapat ditunda pemenuhannya. Pengambilan air telah sangat intensif dan dikhawatirkan akan mengganggu ketersediaan air. Krisis air di Indonesia akan menjadi kenyataan apabila upaya pengelolaan sumber daya air secara terprogram, terpadu, dan berkelanjutan tidak dilakukan secara serius. Ketersediaan air bersih tidak selalu terjamin dari waktu ke waktu. Pada musim kemarau ketersediaan air di badan air seperti danau,waduk, telaga, dan sungai secara alami akan mengalami penyusutan, hal ini disebabkan karena masukan air ke badan air berkurang, bahkan mata air pun terkadang menjadi kering. Diperlukan adanya suatu pengelolaan terhadap sumber daya air agar keberadaannya tetap bermanfaat dan berkelanjutan untuk kepentingan jangka panjang.
Periode terdahulu di Desa Karangmanggis terdapat pejabat Ulu-Ulu, yaitu pejabat pamong desa yang pekerjaannya khusus menangani pengairan dan sendang, namun tiga tahun terakhir sudah tidak terdapat pejabat Ulu-Ulu sehingga pelaksanaan tugas, pokok, fungsi dan program kerja Ulu-Ulu tidak berjalan, sehingga berpengaruh pada keadaan sendang di desa yang saat ini menjadi tidak terawat. Tradisi gotong  royong membersihkan air (tradisi gugur gunung) juga sudah tidak berjalan.
Berdasarkan observasi awal, saat ini banyak rumah di Desa Karangmanggis telah mempunyai sumur sebagai sendang bersih. Hampir semua rumah di Desa Karangmanggis juga memanfaatkan air PAM SIMAS yang disediakan Pemerintah. Kemajuan teknologi ini, menjadikan masyarakat mulai meninggalkan sumber alami berupa sumur, sendang, dan sungai yang menyebabkan sumber tersebut tidak terawat dan akhirnya menjadi kotor. Berdasarkan pernyataan di atas, maka sangatlah penting arti tanaman yang berpotensi sebagai penyimpan air bagi pengelolaan sumber daya air. Tanaman lokal yang berpotensi sebagai penyimpan air dan sumber air merupakan dua komponen yang secara dinamis saling berinteraksi satu sama lain, namun hanya beberapa tanaman yang mampu menahan dan menyimpan air dalam jumlah besar. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai penyimpan air adalah tanaman bulung (Metroxylon  sagu).
                         

Gambar 1. Tanaman lokal  bulung (Metroxylon sagu) di Desa Karangmanggis yang berpotensi sebagai penyimpan air 

Sumber : Koleksi Pribadi (2016) 
 
Desa Karangmanggis memiliki 4 dukuh yaitu Dukuh Karangmanggis, Dukuh Bengkle, Dukuh  Candi, dan Dukuh Siroto namun, dari keempat dukuh tersebut saat ini hanya terdapat dua dukuh yang memiliki sendang yaitu Dukuh Karangmanggis dan Dukuh Bengkle. Kondisi kedua sendang tersebut saat ini tidak terawat.
Gambar 2. Sendang di Dukuh Karangmanggis Desa Karangmanggis yang tidak terawat
                                                 Sumber: Koleksi Pribadi (2016)
Sumber: Koleksi Pribadi (2016)

 Tanaman bulung (Metroxylon sagu) di Desa Karangmanggis tumbuh liar dan kurang dimanfaatkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan kelebihan tanaman tersebut, sehingga tanaman bulung (Metroxylon sagu) digantikan oleh tanaman sengon (Albizia chinensis) yang dipandang lebih bernilai ekonomis oleh masyarakat Desa Karangmanggis dikarenakan harga jual kayu sengon yang relatif tinggi, yaitu dengan diameter 55 cm harganya mencapai  1-2 juta. Budidaya tanaman sengon membutuhkan modal kecil dan menghasilkan untung yang besar serta waktu tunggu atau masa panen sengon lebih cepat. Bibit tanaman sengon (Albizia chinensis) juga memiliki harga yang relatif murah dengan harga Rp.1000/bibit  dan biaya perawatan operasional yang terjangkau.
Sumber: Koleksi Pribadi (2016) 

Berdasarkan latar belakang di atas Tim PKM-M memiliki solusi untuk mengatasi permasalahan di Desa Karangmanggis dengan penerapan Kampung Hijau yaitu dengan membentuk pejabat Ulu-Ulu beserta pengoptimalan tugas, pokok, fungsi dan program kerjanya, melakukan pembibitan tanaman lokal bulung (Metroxylon sagu) yang berpotensi sebagai penyimpan air dan penanaman di sekitar sendang, membentuk komunitas Green Generation sebagai penggerak usaha konservasi air agar berkelanjutan serta melestarikan tradisi gugur gunung di sekitar sendang secara berkala sebagai upaya konservasi air di Desa Karangmanggis Boja Kendal.